Kita mencoba berpikir, sesungguhnya, apa yang terjadi di keluarganya sehingga ia berkirim SMS denga ungkapan, “Ustadz, saya kesepian sekali. Orangtua sama sekali tidak peduli, padahal kami serumah. Kakak-kakak dan adik pun demikian, saya ingin meniggal saja, Ustadz.”
Kegetiran, kesepian dan merasa tak ada lagi artinya hidup lebih lama meski hidup serumah dengan orangtua,akhir-akhir ini agaknya mulai merebak. Anak-anak merasa rumah hanyalah tempat untuk membaringkan letih dan penat. Itu pun denga perasaan yang tidak nyaman, sehingga sebagian di antara mereka bahkan untuk sekadar tidur di rumah pun sangat tidak betah. Mereka merasa tidak memiliki orangtua. Yang mereka miliki hanyalah instruktur yang akan memberi perintah kepada mereka tentang les apa yang harus mereka ambil, menyediakan uang untuk biaya mereka, dan meremeriksa hasil belajar mereka. Selebihnya, tak ada waktu untuk berbincang bersama, tak ada tampat untuk bercanda bersama.
Anak-anak yang getir jiwanya itu, dapat memperoleh apa saja, kecuali ketulusan kasih sayang dan kerelaan untuk mendengar dari orangtuanya. Anak-anak itu dapat memuaskan keinginanya untuk membeli apa saja, kecuali yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mereka memperoleh selimut-selimut yang tebal untuk tidur, tetapi tanpa kehangatan jiwa dari pelukan tulus seorang ibu. Mereka merasakan sejuknya ruang-ruang berAC, tetapi tidak menemukan kata-kata menyejukkan dari orangtua. Mereka merasa gerah dengan kehidupan dirumah, justru ketika orangtua ada bersama mereka.
Astaghfirullahal ‘azhim, begitu mahalkah waktu untuk anak kita, siapakah yang mampu sebagai PELANJUT AMAL SHALEH selain anak kita, ketika kita telah renta dan tak lagi berdaya, siapakah yang akan menjadi harapan kita untuk merawat dan melayani kita, DOA siapakah yang paling didengar oleh Allah untuk kita ketika kita telah meninggal dunia ???
Suka Dengan Artikel Ini ?
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori KISAH ISLAM
dengan judul "JANGAN BIARKAN GERSANG JIWANYA". Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://mamabius.blogspot.com/2013/04/jangan-biarkan-gersang-jiwanya.html.
0 komentar "JANGAN BIARKAN GERSANG JIWANYA", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar